Pages

Selasa, 30 April 2013

karapan sapi , Madura


Karapan Sapi atau Kerapan Sapi pasti sudah tidak asing lagi di telinga banyak orang Indonesia. Karapan Sapi merupakan budaya asli dari tanah Madura yang sudah dikenal sejak abad ke-14 M. Pada zaman dahulu sapi merupakan satu-satunya alat Transportasi tercepat yang ada di Madura dan banyak digunakan oleh masyarakat , khususnya masyarakat elite atau kerajaan. Karapan Sapi ini merupakan salah satu contoh budaya dan hiburan bagi masyarakat Madura yang telah turun temurun dilaksanakan.
Karapan Sapi menurut wikipedia :
sebuah istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh detik sampai satu menit.

Karapan sapi sendiri menurut masyarakat Madura adalah adu balap sapi jantan menggunakan kaleles. Kaleles disini merupakan sarana pelengkap untuk dinaiki joki/sais yang menurut istilah Madura disebut tukang tongkok. Sapi-sapi jantan yang akan dipacu dipertautkan dengan pangonong pada leher-lehernya sehingga menjadi satu pasangan. Untuk pasangan sapi kerrap yang berada di sebelah kanan disebut pangluar dan yang sebelah kiri disebut pangdelem. sedangkan orang yang menahan tali kekang sapi sebelum dilepas disebut tukang tambeng. Tukang Getak merupakan orang yang menggertak sapi agar pada saat diberi aba-aba dapat melesat dengan cepat. Tukang Tonja merupakan orang yang bertugas menarik dan menuntun sapi saat perlombaan. Tukang Gubra adalah anggota rombongan yang bertugas bersorak-sorak untuk memberi semangat pada sapi kerrap.Karapan Sapi tidak serta merta ada di Madura. Ada beberapa versi tentang asal usul Karapan Sapi ini. Versi pertama mengatakan bahwa karapan sapi telah ada di Madura sejak abad ke-14. Waktu itu karapan sapi digunakan untuk menyebarkan agama islam oleh seorang Kyai yang bernama Pratanu. Versi yang lain juga mengatakan bahwa karapan sapi diciptakan oleh Adi Poday, yaitu anak Panembahan Wlingi yang berkuasa di daerah Sapudi pada abad ke-14. Adi Poday yang lama mengembara di Madura membawa pengalamannya di bidang pertanian ke Pulau Sapudi, sehingga pertanian di pulau itu menjadi maju. Salah satu teknik untuk mempercepat penggarapan lahan pertanian yang diajarkan oleh Adi Poday adalah dengan menggunakan sapi. Sehingga lama-kelamaan karena banyaknya petani yang menggunakan sapi untuk membajak sawahnya secara bersamaan, maka timbullah niat para petani untuk saling berlomba dalam menyelesaikannya. Dan, akhirnya perlombaan untuk menggarap sawah itu menjadi semacam olahraga lomba adu cepat yang hingga saat ini disebut .

Karapan Sapi dan Sapi Kerrap merupakan dua hal yang berbeda. Orang Madura memberi perbedaan antara Karapan sapi dan Sapi kerrap ini. Karapan sapi adalah sebuah even adu pacu sapi jantan dalam keadaan bergerak, berlari dan dinamis. Sedangkan Sapi kerrap adalah sebutan untuk sapi jantan yang diperlombakan itu sendiri, baik satu sapi maupun lebih. Adanya perbedaan ini adalah untuk membedakan antara sapi kerrap dengan Sapi Biasa serta Sapi Sono.
Macam-macam Karapan Sapi
Kerrap Keni (Karapan kecil) merupakan karapan sapi yang levelnya se-tingkat Kecamatan saja dengan jarak tempuh sekitar 110 meter. Pemenangnya berhak untuk mengikuti even karapan yang levelnya lebih tinggi lagi.
Kerrap Rajah (Karapan besar) merupakan karapan sapi yang levelnya se-tingkat Kabupaten saja dan pesertanya adalah dari para juara Kerrap Keni dengan jarak tempuh sejauh 120 meter.
Kerrap Karesidenan (Gubeng) merupakan karapan sapi yang levelnya tingkat karesidenan yang diikuti oleh juara-juara dari empat kabupaten di Madura. Tempatnya adalah di Bakorwil Madura yaitu di kabupaten Pamekasan dan tepatnya pada hari Minggu yang merupakan acara puncak untuk mengakhiri musim karapan.
Kerrap Onjangan (Karapan undangan) merupakan karapan sapi khusus yang pesertanya berasal dari undangan suatu kabupaten yang menyelenggarakannya. Karapan ini biasanya diadakan untuk memperingati hari-hari besar tertentu atau peringatan syukuran dan sejenisnya.
Kerrap Jar-ajaran (Karapan latihan) merupakan karapan yang dilakukan hanya untuk melatih sapi-sapi kerap sebelum turun ke even yang sebenarnya.

Karapan Sapi dalam penentuan juaranya adalah di ambil masing-masing 3 Juara, yaitu 3 juara dari golongan menang dan 3 juara dari golongan kalah.
Perawatan Sapi Kerrap

Karapan Sapi memerlukan sapi-sapi kerrap yang benar-benar masuk kategori super. dan tidak sembarangan dalam pemilihannya. Pemilahan sapi kerrap yang cocok untuk karapan biasanya dibedakan sejak sapi berumur 3-4 bulan. Setelah itu sejak umur 10 bulan sapi mulai dilatih tiap satu minggu sekali dan tidak lupa diberi jamu kurang lebih 25 butir telur dan 3 botol hemaviton tiap malam, tidak lupa juga dipijat dan dimandikan dua kali sehari.

Sedangkan untuk masalah makanan yang diberikan setiap hari berupa rumput segar dan minuman berupa air hangat sebanyak satu ember. Dan jangan sampai mengawinkan sapi yang akan dikerap ini, apabila sampai dikawinkan mungkin sapi ini akan loyo saat perlombaan

apabila sapi sudah menginjak dewasa sapi-sapi kerrap ini bisa diikut sertakan dalam perlombaan karapan sapi. Begitupun dengan perawatannya, penambahan jamu menjadi 75 butir telur (bahkan lebih) tiap malamnya, serta mengurangi makanan untuk menghindari kegemukan dan sapi menjadi sehat.
Persiapan dan ritual yang dilakukan sebelum perlombaan di mulai

Sebelum dimulai alat-alat yang harus disiapkan diantaranya : kaleles, pangonong, tali pengikat, joki/sais, cambuk, kalung, selendang, air, ember (tempat jamu) serta saronen (alat musik tiup madura) dengan jumlah sembilan orang menggunakan pakaian adat madura.

Sebelum lomba dimulai, sapi-sapi ini akan di warm up atau pemanasan terlebih dahulu dengan mengelilingi lapangan yang diiringi oleh saronen, gendang, kelenong dan sebagainya sambil ngijung dan menari (penari remaja).

Beberapa menit sebelum dimulai, sapi kerrap tersebut dimandikan kemudian di olesi dengan spiritus yang sudah dicampur balsem dan jahe yang sudah ditumbuk halus. Selain itu sapi juga diberi minuman seperti obat kuat ,ramuan dan jamu rahasia lainnya agar sapi-sapi ini bisa berlari kencang dan kuat. Kaki-kakinya pun dipijat supaya tidak tegang saat perlombaan.

Selain sapi kerrap, pemilik sapi juga melakukan ritual khusus untuk menjaga sang sapi agar bisa memenangkan lomba. Karena pemilik sapi berkeyakinan dengan ritual tersebut dapat membebaskan sapi dari serangan gaib pihak lawannya sehingga perlombaan dapat dilakukan dengan kekuatan sebenarnya. Namun ada juga yang beranggapan ritual pemilik sapi juga dapat menambah kekuatan dari sapinya.

Anehnya para pemilik sapi ini merasa bahwa hadiah yang dimenangkan nanti bukanlah tujuan utamanya. Melainkan kepuasaan dan gengsi yang didapat apabila memenangkan perlombaan karapan sapi ini. Selain itu juga bisa meningkatkan nilai jual sapi yang menjadi juara karapan sapi ini.

Selain sapi yang merupakan faktor utama untuk memenangkan karapan sapi, joki/sais yang biasa disebut tukang tongko juga sangat penting posisinya. Selain bertugas mengarahkan lari sapi-sapi jantan yang melaju kencang, joki juga harus bisa memegang kendali dari garis start, menapakkan dan menyelipkan kaki diantara kayu (kaleles) yang ditarik oleh sapi itu sendiri. Keterampilan lainnya adalah kemampuannya untuk melepas tali kekang dan meraih kayu yang melintang pada kepala sapi apabila telah tiba pada garis finish. Hal ini dimaksudkan agar sapi dapat berhenti dan tidak lagi berlari dengan liar.
Nilai-nilai dan korelasi islam dalam Karapan sapi

Karapan Sapi Secara tidak langsung tersirat beberapa nilai-nilai moral yang terkandung diantaranya :
Nilai kerja keras
tercermin dalam proses pemilihan dan pelatihan sapi sehingga menjadikan sapi kerrap itu kuat dan tangkas. Untuk menjadikan seekor sapi seperti itu tentunya diperlukan kesabaran, ketekunan dan kerja keras agar bisa menjadi juara.
Nilai kerja sama
tercermin dalam proses permainan atau perlombaan karapan itu sendiri. Yang mana semua elemen baik pemilik sapi, dan beberapa anggota lainnya saling bekerja sama agar tercipta sebuah keharmonisan antara sapi, joki dan anggota lainnya.
Nilai persaingan
tercermin dalam proses selama dalam arena karapan sapi. Persaingan menurut Koentjaranigrat (2003: 187) adalah usaha-usaha yang bertujuan utnuk melebihi usaha orang lain. Dalam konteks ini para peserta permainan karapan sapi berusaha sedemikian rupa agar sapi kerrap-nya bisa berlari cepat dan mengalahkan lainnya.
Nilai ketertiban
tercermin dalam proses permainan karapa sapi itu sendiri. Permainan apa saja termasuk karapan sapi ketertiban sangat diperlukan oleh seluruh peserta dan dengan sabar untuk menunggu giliran sapi-sapinya untuk diperlagakan. Begitupun dengan penonton juga mematuhi aturan-aturan yang berlaku agar perlombaan berjalan lancar dan aman.
Nilai Sportivitas
tercermin tidak hany dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang dada.

Menurut pandangan islam, Karapan Sapi yang awalnya dulu digunakan untuk menyebarkan agama islam oleh seorang kyai, Kini disalahgunakan bahkan harus menyakiti dan melukai sapi yang digunakan untuk karapan ini. Segala cara dilakukan agar sapi yang dijagokan dapat memenangkan Karapan. Sedangkan dalam islam penyiksaan terhadap hewan merupakan larangan keras bahkan bisa disebut haram untuk dilakukan. hukum syariat islam dalam Sabda Rasulullah SAW telah memerintahkan pada ar-Rifqu Bil Hayawan agar tetap melarang karapan sapi ini bila masih menggunakan kekerasan dan penyiksaan terhadap sapi-sapinya. Namun terdapat istilah dalam islam yaitu al-adatu muhakkamatun (adat kebiasaan itu bisa dijadikan hukum) yang secara tidak langsung memperbolehkan even karapan sapi ini.
Bagaimana pendapat anda menanggapi ini semua..?? Pro ataukah Kontra??

Selama semua yang dilakukan dalam batas kewajaran dan tidak melanggar norma Agama Al-Qur’an dan Al-Hadits, maka semua ikhtiar yang dilakukan dalam Karapan Sapi ini Insya Allah Legal dan Halal.
Karapan Sapi dan Keunikannya

Kebanyakan para Wisatawan Asing dan Lokal menyebutkan Istilah Karapan Sapi ini dalam Bahasa Inggris adalah BULL RACE. padahal rakyat Madura sendiri benar-benar tidak mau Karapan Sapi harus dinamakan Bull Race oleh orang asing. kenapa tidak dijadikan bahasa baku standart yang diakui dan digunakan di seluruh dunia bahwa Karapan Sapi dalam bahasa apapun tidak perlu dirubah agar budaya Karapan Sapi ini juga tetap alami dan tetap lestari sebagai Budaya Asli dari Indonesia khususnya dari Tanah Madura.

Jangan lupa apabila anda sedang berwisata ke Indonesia datanglah ke Madura, Dan saksikan arena adu sapi bergengsi di Madura yaitu Karapan Sapi. Untuk jadwal perlombaannya akan saya posting di blog ini beberapa bulan sebelum perhelatan lomba berlangsung. Go KARAPAN SAPI

Don’t forget when you travel to Indonesia came to Madura, and saw the cow fighting arena in Madura namely the prestigious Karapan Sapi. For race schedule will be my posting on this blog a few months before the race event. Go KARAPAN SAPI
Karapan Sapi dan Lomba Semi SEO HUT PLAT-M #2

Pada Ulang Tahunnya yang kedua PLAT-M mengadakan lomba Semi SEO bertemakan Karapan Sapi. Tema ini dipilih karena plat-m ingin memperkaya konten positif tentang madura dan mulai menduniakan madura dengan Karapan Sapinya. artikel ini didedikasikan untuk lomba Semi SEO dan Madura pada umumnya. Lomba Semi SEO ini didukung oleh BloggerNusantara dan IdBlogNetwork.

Sumber foto 1 : Karapan Sapi 2009 Juara 1 Piala Presiden/Gubeng 2009 - Julukan Sapi Lek-Kolek (Pamekasan)

Sumber foto 2 : http://tentangmadura.com/kerapan-sapi-piala-presiden-2010/
Karapan Sapi Juara 1 Piala Presiden/Gubeng 2011 - Julukan Sapi JET MATIC (Sampang)

0 komentar:

Posting Komentar